• SMP NEGERI 4 CEPU
  •  

Karya Ilmiah (Best Practice) Mengembangkan Kemampuan Berpikir kritis Siswa melalui soal HOTS

 

BEST PRACTICE 

oleh : Riski Cahya Hanggitasari, S.Pd 

Lokasi

SMP NEGERI 4 CEPU

Lingkup Pendidikan

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Tujuan yang ingin dicapai

Aksi 1

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui soal HOTS pada peserta didik dalam Mata pelajaran IPA materi Gangguan Sistem Pencernaan Manusia

 

Penulis

Riski Cahya Hanggitasari, S. Pd.

Tanggal

14 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Aksi 1

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :

 

1. Peserta didik kesulitan menyelesaikan soal pada level HOTS, Dibuktikan pada hasil evaluasi pembelajaran terkait soal HOTS pencapaian peserta didik masih dibawah rata-rata.

2. Peserta didik kurang mampu dalam memberikan opini berbasis ilmiah pada suatu permasalahan.

3. Peserta didik jarang diberikan latihan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan seperti menganalisis, investigasi dan mengevaluasi saat kegiatan pembelajaran.

4. Peserta didik belum mampu menganalisis suatu permasalahan pada soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan pada hasil evaluasi pembelajaran pada butir soal dengan level C4 dan C5 menghasilkan ketuntasan yang masih sedikit.

5. Proses pembelajaran belum berorientasi pada pemecahan masalah, dibuktikan dengan hasil observasi bahwa pembelajaran yang digunakan masih belum berpusat pada peserta didik.

 

Dari beberapa poin di atas, praktik pembelajaran inovatif perlu dilakukan untuk memfasilitasi peserta didik agar memiliki ketrampilan berpikir kritis melalui  HOTS. Hal ini karena salah satu learning outcome yang diharapkan dari pembelajaran IPA dan tuntutan pembelajaran abad ke 21 adalah berpikir kritis atau HOTS.

 

Pembelajaran IPA memiliki karakteristik yang sangat kompleks karena memerlukan berpikir kritis dalam melakukan analisis terhadap suatu masalah. Pembelajaran IPA yang sebaiknya dilakukan adalah pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk memahami IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis dan kreatif, berpikir secara komprehensif dalam memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan nyata (Depdiknas, 2011 dalam Kompasiana 2022).

 

Praktik pembelajaran ini sangat penting dibagikan adalah :

-      Praktik pembelajaran ini dapat memberikan motivasi bagi saya sendiri untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat desain pembelajaran yang inovatif untuk melatih ketrampilan berpikir kritis peserta didik

-      Praktik pembelajaran juga dapat memotivasi guru lain atau teman sejawat dalam mendesain pembelajaran yang inovatif

-      Praktik pembelajaran ini bisa juga menjadi referensi dan inspirasi guru-guru lain tentang bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran.

 

Peran dan tanggung jawab saya sebagai guru IPA di instansi tempat saya mengajar yaitu SMP Negeri 4 Cepu mempunyai tanggung jawab untuk mendesain pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan serta melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan metode, model, media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

 

Untuk lebih jauh dalam mengeksplorasi terkait permasalahan yang saya temukan, saya melakukan wawancara dengan guru senior IPA, teman sejawat, dengan wakasek bidang kurikulum. Saya juga melakukan melakukan kegiatan penelusuran informasi atau kajian pustaka yang relevan dengan permasalahan saya.

 

Dari hasil wawancara dan studi literatur, ada beberapa penyebab masalah yang saya hadapi :

1. Pembelajaran tidak secara kontekstual diterapkan kepada peserta didik di kelas.

2. Media pembelajaran yang digunakan peserta didik belum bisa memberikan efek kepada peserta didik dalam hal ketrampilan berpikir kritis atau HOTS.

3. Rancangan proses pembelajaran belum dapat memfasilitasi peserta didik untuk memiliki ketrampilan berpikir kritis melalui soal HOTS.

 

 

 

 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri dan wawancara, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu :

 

Aksi 1

-      Peserta didik belum terbiasa melakukan kegiatan diskusi secara langsung kemungkinan karena dampak pandemi yang terjadi tahun lalu yang mengharuskan peserta didik banyak belajar dirumah sehingga tidak ada kepercayaan diri untuk mengemukakan pendapat ke orang lain

-      Peserta didik belum terbiasa berlatih untuk mengerjakan soal HOTS

-      Guru belum terbiasa dengan penggunaan model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah

-      Guru jarang menggunakan pemanfaatan teknologi yang mendukung pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik abad 21 yang sarat dengan penggunaan teknologi.

-      Sarana dan prasarana teknologi di sekolah masih terbatas dikarenakan tidak semua kelas memiliki sumber listrik

 

Dalam hal ini yang terlibat adalah Guru IPA yaitu saya sendiri, peserta didik, Wakasek bidang kurikulum, Kepala Sekolah dan beberapa teman guru yang lain

 

Berdasarkan tantangan diatas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran yang belum memfasilitasi peserta didik dalam upaya mengembangkan ketrampilan berpikir kritis melalui soal HOTS.

 

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Tantangan yang dihadapi perlu diatasi, maka dari itu berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

 

1. Penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

 

Model pembelajaran PBL berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik, peserta didik tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model PBL peserta didik menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan (Septiyana, Khaeruddin dan Ngandoh, 2021).

Model PBL dapat mengatasi masalah rendahnya kemampuan berpikir kritis melalui soal HOTS peserta didik. Hal ini terkait dengan sintaks pada PBL yaitu:

 

a) Mengorientasikan masalah: Pada tahap mengorientasikan masalah, peserta didik mengidentifikasi masalah dalam bentuk pertanyaan, mencari informasi yang relevan dan semua dugaan tentang masalah tersebut. Ini termasuk kesadaran akan kemungkinan adanya lebih dari satu solusi pada setiap masalah. Salah satu indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu membuat pertanyaan yang menunjukkan kemampuan berpikir kritis dapat dimunculkan pada tahap ini

 

b) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar: pada tahap mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, peserta didik menentukan berbagai solusi terkait hasil identifikasi masalah berdasarkan pengetahuan awal yang telah dimiliki. Hal ini terkait dengan salah satu indikator kemampuan berpikir kritis yaitu mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks pertanyaan;

 

c) Membimbing peserta didik untuk melaksanakan investigasi: peserta didik melakukan telaah informasi yang diketahui dan tidak diketahui dimana peserta didik harus dapat memilih informasi mana yang tepat. Pada tahap ini, kemampuan menganalisis argumen dan kemampuan memecahkan masalah dapat terlaksana

 

d) Menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah: pada tahap ini, peserta didik menggunakan hasil investigasi atau penyelidikan yang telah dilakukan untuk dapat mencari solusi yang tepat terkait masalah yang dihadapi serta melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah dari kelompok lain. Hal ini dibuktikan bahwa terjadi diskusi dan tanya jawab ketika tahap ini terlaksana dengan baik. Peserta didik aktif dalam memberikan pertanyaan dan memberikan tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah kelompok lain.

 

2. Pemilihan Media Pembelajaran

 

Mengoptimalkan pembelajaran berbasis TPACK yaitu Guru mempersiapkan media PPT (Power point) interaktif, dimana pada PPT tersebut terdapat beberapa video terkait materi maupun terkait dengan kemampuan berpikir kritis sehingga dapat terjadi interaksi saat penggunaan media pembelajaran tersebut. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran menggunakan aplikasi Google Form. Dimana aplikasi ini merupakan platform interaktif berbasis teknologi yang memungkinkan guru untuk melakukan pelajaran dan kuis interaktif dengan peserta didik. Kemudian saya juga menerapkan media pembelajaran berbasis AR (Augmented Reality) melalui platform atau aplikasi Assembler Edu sebagai sumber belajar, peserta didik diberikan instruksi sebelumnya untuk download aplikasi tersebut di Google playstore lalu meng-instal aplikasi tersebut.

 

3. Menyusun perangkat pembelajaran yang berupa RPP, LKPD Gangguan sistem pencernaan, Instrumen rubrik penilaian, Bahan Ajar, Jurnal Ilmiah, artikel ilmiah dan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student centered) sehingga peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

 

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah penggunaan LKPD yang berjudul LKPD Gangguan sistem pencernaan yang dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok. Di akhir pembelajaran setiap kelompok akan menampilkan suatu karya yaitu berupa poster gangguan sistem pencernaan.

Proses penguatan materi dilakukan oleh guru
setelah peserta didik menyimpulkan pembelajaran, refleksi dan mengerjakan tes evaluasi formatif. Penguatan dalam proses pembelajaran
dilakukan agar tidak terjadi miskonsepsi materi pembelajaran.


Proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan
sintaks PBL, yaitu:

1.Orientasi pada masalah
2.Mengorganisasikan peserta didik
3.Membimbing penyelidikan
4.Mengembangkan/menyajikan karya
5.Menganalisis dan evaluasi masalah

 

         Proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan beberapa sumber daya atau
materi,seperti:

1.Buku siswa kelas VIII semester gasal

2.Buku guru kelas VIII semester gasal

3.Lembar kerja peserta didik yang dikerjakan
oleh peserta didik secara berkelompok

4. Aplikasi Assembler Edu untuk kegiatan memahami materi

5. Aplikasi google form untuk kegiatan evaluasi pembelajaran

6. Media power point untuk bahan ajar materi kepada peserta didik

 

7. Media Canva untuk pembuatan karya siswa berupa poster tentang gangguan sistem pencernaan

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhanproses tersebut

 

Hasil dari kegiatan aksi yang dilakukan untuk

adalah:

 

1.Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat Mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hal ini terlihat pada ketuntasan klasikal mencapai 75%. Sehingga penerapan model PBL mampu mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui soal HOTS peserta didik dalam pembelajaran IPA.

 

2.Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik  (student centered) mampu menumbuhkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam proses pembelajaran peserta didik melakukan aktivitas pengamatan dan percobaan untuk memecahkan suatu masalah yang telah ditentukan. Selain itu peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusi

 

3.Penerapan model PBL dengan menerapkan TPACK dalam proses pembelajaran berdampak positif, hal ini terlihat dari hasil persentase hasil refleksi pembelajaran tergolong baik. Selain itu, penerapan TPACK juga memudahkan proses penilaian serta refleksi yang dilakukan oleh peserta didik. Kegiatan evaluasi menggunakan google form

 

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa penerapan Model PBL efektif dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui soal HOTS peserta didik. Kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dari kemampuan menentukan dugaan dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. Pelaksanaan refleksi pembelajaran yang dilakukan setelah evaluasi mendapatkan respon positif dari peserta didik. Kemudian dilihat juga dari hasil soal HOTS yang telah dikerjakan peserta didik pada tahap tes evaluasi formatif pada kegiatan penutup pembelajaran.

 

Kelebihan Kegiatan Aksi

 

Kelebihan dari kegiatan aksi ini adalah:

1.Menerapkan model Problem Based Learning yang mampu memberikan pembelajatan bermakna bagi peserta didik dan berdampak positif terhadap hasil belajar.

2.Menumbuhkan kreativitas peserta didik dalam membuat suatu karya.

3.Melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik

 

Kelemahan Kegiatan Aksi

 

Kelemahan dari kegiatan aksi ini adalah:

1.Guru masih membimbing seluruh aktivitas peserta didik.

2.Beberapa peserta didik tidak terbiasa bekerja sama

 

Faktor Keberhasilan

 

Aksi yang dilakukan dikatakan efektif, karena perangkat pembelajaran telah dirancang dengan baik dan mendapatkan dukungan dari teman sejawat dan kepala sekolah.

 

 

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Halal Bihalal keluarga besar SMP Negeri 4 Cepu

Hari pertama masuk sekolah, segenap guru dan siswa SMP Negeri 4 Cepu melaksanakan halal bi halal dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 H. Walaupun hari pertama masuk sekolah

13/04/2025 21:10 - Oleh Administrator - Dilihat 59 kali
Guru SMPN 4 Cepu dilatih AI, Siap sambut kurikulum 2015

SMP Negeri 4 Cepu menggandeng Kreator Era AI (KEAI) Provinsi Jawa Tengah untuk menyelenggarakan In House Training (IHT) bertajuk “Pelatihan Dasar Penggunaan AI Bagi Guru”. K

31/01/2025 11:51 - Oleh Administrator - Dilihat 175 kali
Kegiatan MPLS Peserta didik baru SMP Negeri 4 Cepu tahun ajaran 2024/2025

SMP Negeri 4 Cepu mengadakan MPLS Tahun Ajaran 2024/2025 pada hari Senin sampai kamis tanggal 22Juli s/d 25 Juli 2024. Salah satu tujuan diadakan MPLS adalah mengenalkan lingkungan seko

17/09/2024 12:52 - Oleh Administrator - Dilihat 362 kali
Pelaksanaan In House Training (IHT) di SMP Negeri 4 Cepu

SMP Negeri 4 Cepu melaksanakan kegiatan In House Training (IHT) selama dua hari. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru dan staf sekolah dalam pengembangan kurik

31/07/2024 14:56 - Oleh Administrator - Dilihat 362 kali
Pelepasan siswa siswi kelas IX SMP Negeri 4 Cepu tahun pelajaran 2023/2024

Selasa, 28 mei 2024 SMP Negeri 4 Cepu melaksanakan acara pelepasan dan perpisahan 219 siswa kelas IX. Acara berlangsung di Gedung hotel Mega Bintang yang dilaksanakan mulai pukul 08.00

31/05/2024 22:45 - Oleh Administrator - Dilihat 681 kali
Halal bihalal SMP Negeri 4 Cepu

Selasa, 16 April 2024 adalah hari pertama masuk sekolah setelah merayakan hari raya Idul Fitri. Bertepatan dengan tanggal tersebut SMP Negeri 4 Cepu menggelar acara Halal Bihalal di lap

30/04/2024 22:35 - Oleh Administrator - Dilihat 478 kali
Peringatan hari guru Nasional

Hari guru nasional diperingati setiap tanggal 25 November dan ada berbagai rangkaian acara banyak diselenggarakan.  Pada hari Sabtu (25/11/2023) para siswa SMP Negeri 4 Cepu member

20/12/2023 10:30 - Oleh Administrator - Dilihat 481 kali
Peringatan hari guru Nasional

Hari guru nasional diperingati setiap tanggal 25 November dan ada berbagai rangkaian acara banyak diselenggarakan.  Pada hari Sabtu (25/11/2023) para siswa SMP Negeri 4 Cepu member

20/12/2023 10:30 - Oleh Administrator - Dilihat 556 kali
Perpisahan Purna Tugas dan alih tugas Ibu guru SMP Negeri 4 Cepu

SMP Negeri 4 Cepu Pada hari Selasa 31 Oktober 2023, melaksanakan acara pelepasan purna tugas sekaligus pindah tugas beliau adalah Ibu Luluk Setyowati Selaku Guru Matematika di SMPN 4 Ce

31/10/2023 20:49 - Oleh Administrator - Dilihat 682 kali
GELAR KARYA P 5 SMP NEGERI 4 CEPU

Sabtu, 24 Juni 2023 SMP Negeri 4 Cepu telah menggelar gelar karya P5 di Lapangan In door. Gelar karya ini merupakan puncak kegiatan pembelajaran P5. Gelar karya P5 ini dillaksanakan ber

09/08/2023 09:59 - Oleh Administrator - Dilihat 547 kali